Luka hati begitu menusuk bersama angin malam ,
tak ku sangka untuk beberapa lama , perasaan yang aku yakini akan menjadi nyata menghilang tetap disaat aku mengedipkan mata untuk kesekian kalinya.
Ini masalah hatiku yang mulai mengecil melihat kau yang tak pantas lagi melekat erat dihatiku.
jujur, aku hidup dengan kemunafikkan yang perlahan mulai membaur dengan jalan hidupku.
Aku bahagia disaat kau terluka, karena hanya aku yang pantas menjadi pengobatmu disaat kau terluka
Hanya aku bahagiamu yang diciptakan Tuhan untuk menjadi tulang rusukmu yang bila kau tinggalkan akan membuat kau hancur
Rasa egois dan berkuasa mulai menguasai hati yang awalnya aku bentuk untuk menyampaikan rasa cintaku.
Bukan benda mati yang tetap diam dan hanya akan bergerak bila digerakkan oleh manusia, aku adalah benda hidup.
Benda hidup yang akan mati bila tiba saatnya, namun bila seperti ini terus keadaanya, aku tetaplah akan mati tanpa menunggu saatnya.
Bila kau dapat menghadirkan berjuta senyuman untuk dia,kenapa kau tak bisa menghadirkan satu senyumanmu untukku ? Kenapa kau perlakukanku seolah dinding yang tak perlu kau singgahi.
Ayolah .... Lihat air mata ini
Lihat lengkung mata memerah yang terus menangisi manusia yang masih bisa aku temui
Aku ingin kau, hanya kau.
Dan kini , hanya alunan angin malam yang mampu mengobati rasa rinduku yang mulai perlahan redup seiiring dengan ketidakhadiranmu
Berapa lama lagi aku harus hidup di dunia khayal yang tak ada akhirnya ini ?
Aku menunggumu , selalu menunggumu
Aku menunggumu dalam diamku
Aku menunggu dalam hatiku
Dan aku menunggumu dalam do'aku
Kembali..
Kembalilah untuk membuat hidupku menjadi penuh dengan lintasan warna
Hatiku menjadi redup seiring kepergianmu
Hatiku membeku setelah kau sudah tak dapat kusentuh lagi
Aku kehilanganmu.. kehilangan lirikkan matamu
Kehilangan semua
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar